Monday, 5 May 2014

MAKALAH TEHKNIK MENYUSUI YANG BENAR


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nyalah kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang “Asuhan Kebidanan III (Nifas Fisiologi)”.
Penyusun menyadari betul bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin…

Makassar, September 2013

Penyusun




ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I . PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................ 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Perilaku menyusui ........................................................................................... 3
B. Cara menilai proses menyusu ........................................................................... 4
C. Faktor yang mempengaruhi proses menyusui .................................................. 5
D. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar ............................................... 6
E. Bayi dalam kandungan bisa mendengar dan mempelajari ............................................. 7
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulam ......................................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Menyusu merupakan respon perilaku bayi yang komplek yang menunjukan cara bayi memperolah makanan. Bayi baru lahir mempunyai kemampuan yang unik yaitu mampu memindahkan susu dari payudara ibunya. Bayi menunjukan adaptasi yang luar biasa.
Ibu hamil yang sering mengajak janinnya berbicara atau memperdengarkan musik-musik pada janin dalam kandungannya ternyata tak hanya bisa menstimulasi janin mereka, tetapi juga bisa membentuk otak calon bayi mereka, ungkap penelitian terbaru. Penelitian ini memberikan bukti tambahan bahwa bayi bisa mendengarkan suara sejak dalam kandungan dan mengenali mereka ketika lahir.


B.RUMUSAN MASALAH
Beberapa Rumusan Masalah di bawah ini, antara lain:
1.Bagaimana perilaku menyusui?
2.Jelaskan cara menilai proses menyusui!
3.Jelaskan faktor yang mempengaruhi proses menyusui!
4.Jelaskan Cara pengamatan teknik menyusui yang benar!
5.Bagaimana bayi dalam kandungan bisa mendengar dan mempelajari?

C.TUJUAN PENULISAN
Beberap tujuan penulisan , antara lain sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui perilaku menyusui
2.Untuk mengetahui cara menilai proses menyusui
3.Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses menyusui
4.Untuk mengetahui cara pengamatan teknik menyusui yang benar
5.Untuk mengetahui bayi dalam kandungan bisa mendengar dan mempelajari


BAB II
PEMBAHASAN

A.Perilaku menyusui
Menyusui merupakan respon perilaku bayi yang komplek yang menunjukan cara bayi memperolah makanan. Bayi baru lahir mempunyai kemampuan yang unik yaitu mampu memindahkan susu dari payudara ibunya. Bayi menunjukan adaptasi yang luar biasa.
Perilaku menyusu bayi dimulai segera setelah lahir, yaitu
1.15 menit, bayi menunjukan reflak mencari (roots) dan raflek menghisap (suck)
2.34 menit, bayi menunjukan gerakan tangan di mulut
3. 55 menit bayi menunjukan gerakan menyusu dan spontan attachment
Selain perilaku menyusui pada beberapa jam pertama setelah lahir bayi menunjukan perilaku:
1.Lahir – 2 jam dalam keadaan terjaga
2. 2-20 jam bayi mengantuk dan tertidur nyenyak
3. Setelah 20 jam bayi berada dalam keadaan continum of state.

B.Cara Menilai proses menyusui

Menurut Walker 2012, Menyusui merupakan salah satu upaya pemberian nutrisi pada bayi. Proses menyusui yang tepat akan memberika nutrisi yang adekuat pada bayi. Penilaian Proses menyusui akan membantu petugas kesehatan dalam menentukan apakah seorang ibu membutuhkan bantuan atau tidak. Selain itu, petugas kesehatan juga dapat melihat tingkat kebenaran atau kekeliruan proses menyusui yang dilakukan oleh ibu. Penilaian ini dilakukan dengan pengamatan proses menyusui ibu dan pertanyaan-pertanyaan tentang proses menyusui, seperti:


a.Bagaimana ibu memegang bayinya.
b.Bagaimana respon bayi.
c.Bagaimana ibu meletakan bayinya.
d Bagaimana ibu memegang payudaranya saat menyusui.
e.Apakah si bayi terlihat menempel dengan baik di payudaranya.
f.Apakah menghisap efektif.
g.Bagaimana penyusuan berakhir/selesai.
h.Apakah bayi tampak puas.
i.Bagaimana kondisi payudara ibu.
j Bagaimana penyusuan dirasakan oleh ibu.
Keberhasilan proses menyusui dapat dinilai dari perkembangan kemampuan ibu dalam mengenali kapan dan bagaimana menyusui bayinya. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan MBA scoring system (Mother-Baby Assessment) yang dikembangkan oleh Mulford (Walker, 2002). Komponen yang dievaluasi dalam MBA scoring system antara lain:
4
a. Mengenali (signaling) tanda-tanda awal menyusui
Kriteria/hal yang dikaji pada signaling antara lain: 1) ibu melihat dan mendengar kecapan bayi, ia akan memeluk, menggoyang, atau bicara dengan bayi, atau ia akan menstimulasi bayi jika bayi mengantuk dan menenangkan bayi jika dia ribut; 2) Bayi menunjukan kesiapan seperti terjaga, rooting (mencari), sucking (menghisab), tangan di mulut, suara mengecap, atau menangis.
b.Posisi (positioning)
Kriteria/ hal yang dikaji pada positioning antara lain: 1) Ibu memeluk bayi dengan nyaman, latch-on baik (puting menenpel dengan baik), tubuh bayi lurus, menghadap tubuh ibu, kepala dan bayi disangga dengan baik oleh ibu; 1) Bayi mencari payudara dengan baik, mulut terbuka lebar.
c.Perlekatan bayi dengan payudara ibu (Fixing)
Kriteria/hal yang dikaji pada fixing antara lain:
1) Ibu memegang payudaranya dan membantu bayi dengan mendekatkan payudara saat mulut bayi terbuka lebar atau mungkin meneteskan ASI.
2) Bayi menempel (lacth-on), puting dan areola masuk ke mulut sebanyak kurang lebih 2 cm , kemudian menghisab.

4

d.Transfer susu (milk transfer)
Kriteria hal yang diakaji pada milk transfer antara lain: 1) Ibu melaporkan tanda-tanda seperti; haus atau kram uteri atau peningkatan lochea atau sakit pada payudara atau rileks dan mengantuk; susu mungkin keluar dari payudara yang tidak dihisap; 2) Terdengar tegukan bayi, susu terlihat di mulut, bayi mungkin akan mengeluarkan ludah; terjadi perubahan call-up sucking rate yang cepat (dua hisapan tiap detik) menjadi nutritive sucking (satu hisapan per detik).
e.Pengakhiran proses penyusuan (Ending)
Kriteria hal yang dikaji pada ending antara lain: 1) Payudara ibu nyaman; dia membiarkan bayinya menyusu hingga selesai; setelah menyusui, payudaranya lebih lembut; tidak ada bengkak, engorgement, ataupun lecet pada putting; 2) Bayi melepas payudara secara spontan, terlihat puas. Bayi tidak menunjukan refleks mencari ketika distimulasi. Wajah, lengan dan tangan bayi rileks; bayi mungkin tertidur.
C .Faktor yang mempengaruhi proses menyusui (ST. FATIMA)
Keberhasilan proses menyusui dipengarahi oleh berbagai faktor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Calvacante dkk (2005), faktor resiko yang mengganggu menyusui (ineffective breastfeeding) antara lain:
1. Biologikal
a)Nutrisi ibu hamil
Pada ibu postpartum yang mengalami malnutrisi berat seperti anemia, akan mengalami kelemahan fisik, sehingga proses menyusui menjadi terganggu. Selain itu malnutrisi maternal akan menyebabkan cara kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) atau bahkan prematuritas. Pada BBLR dan prematuritas, refleks-refleks primitiv seperti refleks hisap dan telan umumnya belum sempurna, sehingga proses menyusui menjadi terganggu.
b)Anomali payudara
Bentuk payudara yang abnormal sering mengganggu proses menyusui. Puting susu ibu yang mendatar (inverted) akan menghambat proses menyusui. Bayi mengalami kesulitan untuk lacth on dan kadang-kadang menyebabkan bingung puting. Selain puting yang datar, puting yang nyeri (pain nipple), engorgement, juga akan menghambat proses menyusui.

5
c)Faktor genetik dan penyakit kongenital
Bayi dengan kalainan genetik seperti sindrom down's atau Pierre robin juga akan mengalarni gangguan proses menyusui. Pada sindrom down's, bayi memiliki lidah yang pendek sehingga reflex hisap kurang kuat. Selain itu kadang-kadang juga disertai gangguan jantung yang menyebabkan bayi sianosis.
Penyakit kongenital yang sering dialami pada bayi baru lahir yang dapat mengganggu proses menyusui antara lain bibir dan palatum sumbing (cleft lip and palate) dan choanal atresia. Pada bayi dengan bibir sumbing dan palatum akan mengalami gangguan pada saat menghisap. Bayi umumnya mengalami menghisap yang tidak efektif (ineffective suckling), sehingga akan mengganggu proses menyusui. Penyakit kongenital lain yang juga dialami bayi baru lahir adalah kelainan jantung bawaan seperti VSD, ASD, TOF, PDA, dan lain-lain. Pada bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan akan mudah lelah, mengalami peningkatan kerja jantung sehingga heart rate dan respirasi rate meningkat, dan kadang-kadang mengalami sianosis.
5
Selain kelainan kongenital dan genetik, anomali pada bayi juga menyebabkan gangguan proses menyusui. Pada bayi-bayi ini mungkin mengalami gangguan refleks hisap, sehingga proses menyusui terganggu.
2.Psikologikal
Faktor-faktor psikologikal yang sering mengganggu proses menyusui antara lain: kecemasan pada ibu hamil (maternal anxiety), ketakutan ibu hamil (maternal fear), gangguan emosi ibu hamil, depresi postpartum, dan kelahiran anak yang tidak diinginkan. Ibu yang mengalami gangguan psikologi seperti hal-hal di atas akan terganggu proses menyusuinya. Mereka mungkin mengalami gangguan proses fikir ataupun orientasi sehingga sulit untuk berkonsentrasi. Salah satu cara untuk meningkatkan hormon oksitosin adalah dengan meningkatkan psikologis ibu, maka adanya dukungan suami dalam memberikan pijat oksitosin diperlukan selama ibu menyusui.

5
3.Sosial
a.Susu formula pengganti ASI
Promosi susu formula untuk bayi yang gencar di media massa juga berpengaruh terhadap keputusan pemberian ASI. Pemberian makanan pra laktal seperti susu formula pada bayi baru lahir akan berpengaruh terhadap proses menyusui.
b.Kurang pengetahuan
Tingkat pengetahuan ibu yang tinggi tentang proses menyusui akan berpengaruh terhadap proses pemberian ASI pada bayi. Pengaruh orang lain, misalnya dari orang tua, mertua, saudara ipar, dokter, petugas kesehatan atau pun yang lain.
Tingkat pengetahuan ibu dan dukungan sosial yang rendah akan mengganggu proses menyusui ibu. Ketidaktahuan mengenai proses manyusui dan ASI pada ibu akan menyebabkan ibu tidak percaya diri sehingga mudah menyerah pada awal belajar menyusui. Dukungan yang tidak adekuat dari orang di sekitar ibu juga berperan dalam kegagalan menyusui. Selain itu peran pasangan dalam pembuatan keputusan untuk menyusui atau memberikan susu formula juga akan berpengaruh pada proses menyusui ibu.
5
Pengalaman menyusui sebelumnya juga akan berpengaruh terhadap proses menyusui selanjutnya. Ibu yang mengalami kegagalan pada proses menyusui sebelumnya menjadi kurang percaya diri.
c.Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup di era giobalisasi mempengaruhi proses menyusui ibu. Ibu banyak yang bekerja di luar rurnah, dan umumnya tempat-tempat bekerja tersebut tidak menyediakan tem. pat untuk menyusui, sehingga mereka menganggap bahwa menyusui menjadi merepotkan dan memalukan.
4.Ekonomikal
Faktor ekonomikal meliputi: kemiskinan, kelaparan, dan distribusi income dan kesempatan yang tidak adekuat. Kemiskinan dan kelaparan membuat ibu berhenti menyusui karena terpaksa bekerja untuk mencari uang dan membantu meningkatkan penghasilan keluarga.

5
D .Cara pengamatan teknik menyusui yang benar (HARDIANTI)
Menyusui dengan teknik yang benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Menurut Suradi,dkk,2004, Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, maka akan memperlihatkan tanda tanda sebagai berikut:
1.badan bayi menempel pada perut ibu
2.mulut bayi terbuka lebar
3.dagu bayi menempel pada payudara ibu sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang masuk
4.bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
5.puting susu ibu tidak terasa nyeri
6.telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
7.kepala agak menengadah

6
E .Bayi dalam kandungan bisa mendengar dan mempelajari (HARDIANA)

Ibu hamil yang sering mengajak janinnya berbicara atau memperdengarkan musik-musik pada janin dalam kandungannya ternyata tak hanya bisa menstimulasi janin mereka, tetapi juga bisa membentuk otak calon bayi mereka, ungkap penelitian terbaru. Penelitian ini memberikan bukti tambahan bahwa bayi bisa mendengarkan suara sejak dalam kandungan dan mengenali mereka ketika lahir.
Hasil ini didapatkan peneliti di University of Helsinki di Finlandia setelah mengamati 33 ibu hamil dan memeriksa bayi mereka setelah lahir. Selama kehamilan 17 ibu hamil mendengarkan CD berisi beberapa kata seperti "tatata" atau "tatota" dengan suara keras selama usia kehamilan 29 minggu sampai lahir.

7
Ibu dan bayi yang mendengarkan CD tersebut sebanyak 50 - 71 kali. Ketika lahir, peneliti menguji pendengaran 33 bayi dan mengamati otak mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang mendengarkan CD selama dalam kandungan mengenali kata-kata tersebut dan bisa mengetahui ketika ada perubahan nada dan perubahan suara. Sementara bayi yang tidak mendengarkan CD tersebut selama dalam kandungan tidak bereaksi terhadap suara tersebut.
Hasil ini diketahui peneliti karena terjadi perubahan reaksi pada otak bayi ketika diperdengarkan CD tersebut. Sementara otak bayi yang tidak mendengarkan CD tersebut tidak bereaksi apapun.
"Kami mengetahui bahwa janin bisa mempelajari bunyi tertentu pada lingkungan mereka selama masa kehamilan,' ungkap Eino Paranen, penulis penelitian, seperti dilansir oleh Today (26/08).
Penelitian ini tak hanya menunjukkan bahwa bayi dalam kandungan bisa mendengarkan suara, melainkan bayi juga bisa mendeteksi perubahan kecil, seperti perubahan suara atau perubahan kata-kata, dan memproses informasi yang mereka dapatkan.
Jadi, para calon orang tua sebaiknya berhati-hati ketika bicara selama masa kehamilan. Sebaiknya bicara hal-hal yang baik agar anak dalam kandungan juga bisa mempelajari hal-hal serta kata-kata yang baik.


7
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Beberap kesimpulan yang dapat di simpulkan di bawah ini antara lain:
1.Menyusu merupakan respon perilaku bayi yang komplek yang menunjukan cara bayi memperolah makanan. Bayi baru lahir mempunyai kemampuan yang unik yaitu mampu memindahkan susu dari payudara ibunya. Bayi menunjukan adaptasi yang luar biasa.
2.Keberhasilan proses menyusui dapat dinilai dari perkembangan kemampuan ibu dalam mengenali kapan dan bagaimana menyusui bayinya. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan MBA scoring system (Mother-Baby Assessment) yang dikembangkan oleh Mulford (Walker, 2002).
3.Faktor yang mempengaruhi proses menyusui:
a.Biologikal
b.Psikologikal
cSosial
d.Ekonomikal
4.Ibu dan bayi yang mendengarkan CD tersebut sebanyak 50 - 71 kali. Ketika lahir, peneliti menguji pendengaran 33 bayi dan mengamati otak mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang mendengarkan CD selama dalam kandungan mengenali kata-kata tersebut dan bisa mengetahui ketika ada perubahan nada dan perubahan suara. Sementara bayi yang tidak mendengarkan CD tersebut selama dalam kandungan tidak bereaksi terhadap suara tersebut.

B.SARAN
Setelah membaca makalah Asuhan kebidanan III ini, di harapkan pembaca mendapatkan pengetahuan tambahan dan dapat memehami isi materi makalah ini.





MAKALAH TEHKNIK MENYUSUI YANG BENAR Rating: 4.5 Diposkan Oleh: viviensinaga

0 comments:

Post a Comment