ASKEP PADA SISTEM PERNAFASAN
“BRONCHOPNEUMONIA”
A.KONSEP MEDIS
1.Defenisi
oBronchopneumonia adalah reaksi radang pada dinding bronkus kecil disertai atelektasis daerah percabangannya
oBronchopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya.
oBronchopneumonia adalah suatau peradangan pada paru-paru dimana peradangan tidak saja pada jaringan paru tapi juga pada bronkhioli.
Pada umumnya pneumonia dapat dibagi berdasarkan anatomi dan etiologinya:
Berdasarkan anatominya
oPneumonia lobarig : radang yang mengenai sebagian besar atau seluru lobus
oPneumonia lobularis (Bronchopneumonia) : radang paru yang mengenai satu atau beberapa lobus dengan tanda bercak-bercak infiltrasi.
oPneumonia inttrestitialis (Bronchitis) : Radang paru pada dinding alveoli peri bronchial dan jaringan interlobular.
Berdasarkan anatominya
Bakteri
Virus
Jamur
Aspirasi
Faktor reposisi terjadinya Bronchopneumonia :
Tubuh mempunyai daya tahan yang berguna untuk melindungi bahaya infeksi melalui mekanisme daya tahan traktus respiratorius dari rongga hidung
1. Susunan anatomis dari rongga hidung
2. Jaringan limfoid dari naso oro faring
3. Bulu getar pada sebagian besar epitel traktus respiratorius dan secret
4. Refleks batuk
5. Refleks efiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi.
6. Drainase sitem limfotik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional
7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imunohormonal terutama dari IgA.
2. Etiologi
1. Bakteri : Stapilokokus, Streptokokus, Pneumokokus.
2. Virus :Virus influenza, adenovirus, rubella, varicella, sitomegalovirus, ginsitium pernafasan, dll
3. Micoplasma pneumonia
4. Jamur
5. Aspirasi oleh makanan, amnion dll
3.Fatofisiologi
Bronkupneumonia nampaknya disebabkan oleh beberapa etiologi yaitu virus, bakteri jamur dan Aspirasi yang masuk kedalam saluran nafas bagian atas, melewati bronkus, bronchiolus serta alveoli sehingga terjadi reaksi peradangan pada broncus dab alveoli. Dengan adanya reaksi peradangan pada broncus dan alveoli, maka muncul beberapa tanda sebagai akibat dari reaksi tersebut seperti Sekresi mucus meningkat, stimulasi chemoreseptor hipotalamus, Fibrosis serta bercak-bercak yang menyebar dipermukaaan bronku, makaterjadi suatu peradangan paru yang tidak saja pada jaringan paru tapiu juga pada bronkhioli.
4.Manifestasi klinis
1. Biasanya didahului dengan ISPA, Suhu mendadak tinggi (37-40oC) dapat disertai kejang
2. Batuk kering produktif, rhonkhi basa, stidor.
3. Dispnea, nafas cepat dan dangkal
4. Sianosis pada mulut dan hidung
5. Melemahnya suara nafas
6. Gelisah, cepat lelah
7. Retraksi dinding thoraks disertai nafas kuping hidung
8. Nyeri abdomen (akibat iritasi diafragma paru yang terinjeksi didekatnya)
9. Nyeri dada (Pleuritik)
10. Kadang muntah, diare, anoreksia.
5. Pemeriksaan Lab
1. Darah : Leukositosis
2. Sputum : Kuman penyebabnya
3. Foto dada: Tamfak infiltrat
6.Pengobatan
1.Istirahat : tidak selalu perlu di rawat inap
2.Diet : cairan harus cukup, hati-hati edema pulmonum
3.Medikamentosa : Antibiotik umumnya berdasarkan pengalaman seperti penisilin G, Ampisilin/Amoxilin, Eritromisin, Sefalosforin, Kotrimoksasol.
7.Komplikasi
Efusi fleura, Empiema torasis, abses paru, Atelektasis, gagal pernafasan, trobo emboli, meningitis, Abses otak, endokarditis.
8.Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh:
1. Umur
2. Banyaknya lobus yang terkena
3. Renjatan septic
4. Gagal napas
5. Mulainya terapi antibiotic
6. Gagal jantung
7. Gagal ginjal
B.KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.Data Dasar Pengkajian
a.Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelamahan, kelelahan, insomnia
Tanda :Letargi, penurunan toleransi terhadap aktifitas
b.Sirkulasi
Gejala : Adanya (riwayat GJK) kronik
Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan/pucat
c.Integritas ego
Gejala :banyaknya stressor
d.Makanan/cairan
Gejala :Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat DM.
Tanda :distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan
turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi)
e.Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah prontal Influensa)
Tanda : Perubahan mental (bingung, samnolen)
f.Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada, meningkat oleh batuk, nyri dada substeinal.
Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan.
g.Pernafasan
Gejala : riwayat adanya/ISK kronis (pleuritik), merokok sigaret, takipnea,
pernafasan dangkal, pelebaran nasal, penggunaan otot aksesori.
Tanda : Sputum : Merah mudah, berkarat atau purulen
Perfusi : Pekak diatas area yang konsolidasi
Bunyi nafas: Menurun atau tidak ada diatas area yang terlibat atau nafas bronchial
h.Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun
Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan mungkin
ada pada kasusu rubella atau varicella
Pemeriksaan diagnostic
- Sinar X : Mengidentifikasi distribusi structural
- Elektrolit : Natrium dan klorida mungkin rendah
- Bilirubin : Mungkin meningkat
- Gda/Nadi oksimetri : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada
-Pemeriksaan fungsi paru ; Udara mungkin menurun(kongesti dan kolaps alveolar), tekanan jalan nafas meningkat dan komplikasi lain menurun, mungkin terjadi perembesan hipoksemia.
-Aspirasi/biopsi jaringan paru terbuka; dapat menyatakan intranuklear tipikal keterlibatan sitoplasmik (CMU), karakteristik sel raksasa (rubella)
2. Penyimpangan KDM
Virus Bakteri Jamur Aspirasi
↓
Masuk Saluran cerna bagian atas
↓
Bronkus, bronchiolus
↓
Alveoli
↓
Reaksi peradangan pada broncus dan alveoli
↓
↓ ↓ ↓ ↓
Sekresi mucus Stimulasi kemoreseptor Fibrosis dan pelebaran Bercak-bercak menyebar
meningkat Hipotalamus diseluruh permukaan
↓ ↓ permukaan bronkus
Akumulasi secret Set poin bertambah Atelektasisi ↓
↓ ↓ ↓ Merangsang sel-sel
Obnstruksi jalan Respon mengigil Gangguan difusi O2 & CO2 epitel untuk memproduksi
nafas ↓ ↓ mukus
↓ Reaksi peningkatan Gangguan pertukarabn gas ↓
Gangguan ventilasi Panas tubuh Mukus kental
↓ ↓
Peningkatan frek. Hipertermi Evavorasi meningkat Bersihan jalan nafas
Pernafasan ↓ inefektif
↓ Defisit volume cairan
Merangsang RAS
(Retrikulum aktivasi sistem)
↓
REM menurun
↓
Pasien terjaga
↓
Gangguan pemenuhan
keb. istirahat tidur
Distensi abdomen
↓
Muntah
↓
Nutrisi kurang dari kebutuhan
3.Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas in efektif b/d peningkatan sekresi mucus
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveoli kapiler
3. Hypertermi b/d invasi kuman ke dalam saluran pernapasan
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
5. Defisit volume cairan b/d evaporasi yang meningkat
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat tidur b/d frekuensi nafas yang meningkat
4. Intervensi dan rasional
Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat tidur b/d frekuensi nafas yang meningkat
- Kaji intervensi/kedalaman pernafasan dengan gerakan dada
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Atur posisi yang nyaman
- Lakukan pengisapan sesuai indikasi
- Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
- Observasi warna kulit, memberan mukosa dan kuku, catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral
- Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif
- Anjurkan untuk bedrest
- Anjurkan klien untuk kompres hangat
- Pantau suhu pasien, perhatikan menggigil/diaforesis
- Identifikasi Faktor yang menimbulkan mual/muntah
- Bantu kebersihan mulut setelah muntah
- Barikan makan porsi kecil tapi sering
- Evaluasi status nutrisi, ukur BB
- Kaji perubahan tanda vital
- Kaji turgor kulit, kelembapan membran mukosa (bibir, lida)
- Catat laporan mual/muntah
- Pantau intake dan out put
- Atur posisi tidur senyaman mungkin
- Ciptakan lingkungan yang tenang, nyaman dan bersih
- Batasi penunggu dan pengunjung
- Anjurkan kepada keluarga untuk menemani pasien
- Takipnea, pernafasan dangkal, dan gerakan dada simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan dinding dada/cairan paru
- Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami
- Kemungkinan upaya nafas lebih dalam dan tinggi
- Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara nekanik
- Manifestasi distress pernafasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum
- Sianosis kuku menunjukkan Vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam/menggigil. Membran mukosa dan mulut menunjukkan
hipoksia sistemik
- Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi.
- Memungkinkan klien beristirahat, menurunkan beban kerja jantung
- Membantu menurunkan demam
- Suhu 38,9o-41,1oC menunjukkan proses penyakit infeksius akut
- Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah
- Menghilangkan rasa bau an dapat menurunkan mual
- Meningkatkan masukan nutrisi meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali
- Adanya kondisi kronis atau keterbatasan keuangan yang menyebabkan malnutrisi
- Peningkatan suhu tubuh bisa meningkatkan laju metabolik dan kehilangan cairan melalui evavorasi
- Indikator blangsung keadekuatan volume cairan
- adanya gejalah ini menurunkan masukan oral
- memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian
- Mempercepat klien tidur dan merasa nyaman
- Memungkinkan untuk tidur lebih cepat
- Kurangnya gangguan dan klien bisa merasa tenang
- Klien merasa lebih diperhatikan
0 comments:
Post a Comment