Saturday 22 March 2014

MAKALAH DHF



WABAH PENYAKIT DHF


A.    PENDAHULUAN
Sesungguhnya, hujan memang merupakan rahmat bagi kehidupan seluruh makhluk di bumi ini baik yang hidup di permukaan, maupun yang hidup di dalamnya. Tanpa hujan, bumi ini tentu akan menjadi kering, tandus. Semua penghuninya akan menderita kepanasan dan kehausan yang tak terperikan tidak saja tetumbuhan atau pepohonan yang akan menjadi layu,aandyn04.blogspot.com di mana daun-daunnya menjadi cepat menguning, rontok, berguguran. Ranting-rantingnya juga akan cepat meranggas, menjadi kering kerontang, karena kekurangan air. Atau akibat tiadanya air yang dapat mencukupi kebutuhan untuk menyegarkan akar-akar serta sel-sel pertumbuhannya.
Tanpa adanya air, permukaan bumi akan merekah, menganga, dan tak kuasa lagi merekatkan kesatuannya; begitu pula yang akan terjadi pada semua makhluk hidup, sebab semuanya (tidak terkecuali pula kita manusia sangat membutuhkan air. Dan, hujanlah satu-satunya sumber alam yang paling dapat diandalkan untuk memenuhi atau mencukupi semua kebutuhan itu.
Tetapi ternyata, hujan tidak selalu pula akan mendatangkan rahmat atau karunia yang membahagiakan, khususnya bagi ketenangan kehidupan kita manusia. Terlebih, bila hujan itu terus-menerus turun, tiada henti-henti; sebab, akibat yang akan bisa ditimbulkannya, kalau bukan air bah atau banjir yang merupakan ‘malapetaka’ yang sangat tidak diharapkan, hujan sering pula menimbulkan berbagai bibit penyakit, yang akan menambah mengganggu/ merisaukan ketenteraman kehidupan kita manusia. Di mana salah-satu di antaranya yang juga paling tidak dikehendaki, adalah hadir/‘tumbuh suburnya nyamuk Aedes aegypti, yakni sejenis nyamuk kebun, yang dikenal sebagai “Nyamuk Dengue”, atau ‘nyamuk penyebar penyakit’ demam berdarah.
Konon, para korban itu, umumnya memang yang tidak sempat dibawa ke rumah sakit sebab, bila para penderita demam berdarah itu, telah mendapat perawatan dan pengobatan yang intensif, yang kesemuanya akan lebih dapat terpenuhi/tertangani, bila telah berada di rumah-rumah sakit, jumlah korban itu tentu tidak akan menjadi begitu besar.
Tetapi begitulah, berhubung hal itu tidak segera dilakukan, mungkin karena ketidaktahuan, atau mungkin juga karena kurangnya informasi/ penerangan mengenai bahaya demam berdarah, maka banyak yang berakibat fatal, menemui kegagalan pengobatan bahkan tidak sedikit pula yang berakhir dengan kematian.
Seperti yang telah diterangkan, nyamuk pembawa atau penyebab penyakit demam berdarah, adalah yang bernama Aedes aegypti, atau yang disebut nyamuk dengue. Badan dan tungkainya bergaris-garis hitam-putih, juga pada sayapnya, terdapat bintik-bintik atau totol-totol putih; bekas gigitannya terkenal sangat gatal, terkadang malah terasa panas, seperti menyengat. Dalam keadaan istirahat, pantatnya mendatar; tidak menungging seperti nyamuk Anopheles (nyamuk malaria).
Selain Aedes aegypti, aandyn04.blogspot.comdi tanah air kita Indonesia, masih ada dua nyamuk lagi, yang sejenis dengan Aedes aegypti, yakni yang disebut Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris. Bentuk rupa dan ukuran tubuh kedua jenis nyamuk itu pun sama, dengan nyamuk Aedes aegypti, yakni belang-belang hitam putih, dan ketiganya juga lebih kecil dari nyamuk-biasa atau nyamuk-rumah.
Begitu pula sifat atau perilaku ketiganya, dan semuanya juga termasuk dan jenis/golongan ‘nyamuk kebun’, bukan ‘nyamuk rumah’. Disebut ‘nyamuk kebun’ (Aedes), karena pada mulanya ketiga jenis nyamuk itu memang berasal dan kebun, atau dari rumpun, semak-semak di sekitar rumah/pemukiman kita, manusia. Ya, nyamuk-nyamuk kebun itu, umumnya tinggal di halaman rumah, atau di taman/kebun yang banyak ditumbuhi semak-semak atau pohon-pohon perdu yang rimbun. Terutama yang terlindung dan sorotan cahaya matahari.
Tetapi, walau disebut sebagai nyamuk kebun, nyamuk-nyamuk itu pun suka hinggap atau hidup di dalam rumah-rumah kita, terlebih di dalam ruangan yang berudara atau bersuhu lembab. Apalagi bila suasananya remang-remang, gelap. Nyamuk-nyamuk itu pun suka menetap bersarang di pakaian-pakaian yang berwarna teduh, yang sering tergantung di dalam kamar, atau di balik pintu kamar; juga di baju pakaian yang dibiarkan saja di tempat jemuran di dalam rumah, yakni yang tidak diangkat-angkat, hingga beberapa puluh hari.
Ketiga jenis nyamuk itu, hanya aktif/keluar dan sarangnya untuk mencari mangsa/menggigit manusia, pada pagi atau siang hari yakni antara pukul 9 sampai 11, dan pada sore hari, antara pukul 15 (3 sore) sampai pukul 17 (5 sore); selebihnya digunakan untuk beristirahat, atau bertelur di sarangnya. Jarang-jarang, bahkan boleh dikata tidak pernah berkeliaran, menggigit/menghisap darah manusia, pada malam hari, seperti yang umum dilakukan nyamuk-nyamuk dan jenis lainnya.
Dan, di saat melancarkan serangannya, tidak mengeluarkan suara yang mendenging-denging, membisingkan telinga tetapi langsung menyerang, menggigit. Sehingga siapa saja yang telah terkena gigitannya, tahu-tahu hanya merasa sangat gatal. Atau panas, akibat gigitannya, tanpa tahu kapan dia mulai atau telah tergigit.
Satu lagi ciri khas ‘nyamuk demam berdarah’, atau Aedes aegypti, Aedes albopictus, maupun Aedes scutellaris, mereka tidak suka hinggap di permukaan dinding, terlebih pada permukaan dinding yang bercat putih bersih.
Sebab, mereka memang tidak menyukai atau ‘takut’ pada cahaya terang. Sehingga bila ada cahaya, mereka akan menyelinap/menyingkir ke tempat-tempat yang lebih terlindung dan sorotan cahaya/matahari. Bahkan, bila sedang berada di dekat air, untuk menghindar dan cahaya terang/matahari, terkadang akan menyelam pula ke dasar air.
Itu pula sebabnya, mengapa mereka lebih menyukai tempat yang remang-remang atau gelap, dan bersuhu (berudara) lembab. Serta hinggap/menetap pada baju/pakaian yang tergantung di balik pintu. Atau di tempat-tempat yang terlindung dan cahaya terang lainnya, seperti pada Gordyn (korden), kelambu, atau pada bunga-bunga hias, yang terdapat pada jambangan/vas bunga. Dan, karena hal itu pulalah, maka biasanya, Aedes aegypti jarang sekali hinggap di dinding rumah.
B.     RESIKO DHF BAGI MASYARAKAT
Pada mulanya, nyamuk pembawa virus demam berdarah, konon hanya terdapat perkotaan, atau di tempat-tempat yang disebut sebagai daerah gedongan, yang terkenal akan segala kebersihannya, sebab, nyamuk-nyamuk jenis itu, khususnya Aedes aegypti, hanya mau bertelur/berkembang-biak di genangan air yang jernih, yaitu di dalam air yang tertampung wadah-wadah atau tempat-tempat tertentu. Terutama yang tidak berdinding atau bersentuhan langsung dengan tanah.
Pada kasus-kasus terjangkitnya wabah DBD,aandyn04.blogspot.com awalnya juga hanya sering berjangkit di kota-kota besar, terlebih pada kota-kota yang padat penghuninya; namun, sejak beberapa tahun yang lalu, seiring dengan lajunya perkembangan/ kemajuan di bidang pembangunan, dan bertambah lancarnya jalur atau sarana transportasi yang banyak menghubungkan antara daerah satu dengan daerah lainnya, yang semula terpisah dan terpencil, nyamuk-nyamuk itu, telah pula ikut ‘bertransmigrasi’. Dan berkembang-biak di hampir seluruh pelosok wilayah negara Indonesia.
Sehingga, kini penyakit DBD, boleh dikatakan telah semakin menjadi endemis, yakni menjadi ‘wabah rutin’, yang akan datang melanda/berjangkit kembali, pada waktu-waktu dan di tempat-tempat yang telah tertentu, yakni yang pernah dihinggapi, atau sudah dijangkitinya.
Demam berdarah dapat terjadi di mana saja, baik di kota maupun di desa, begitu pula waktu atau saatnya, benar-benar sulit untuk dapat kita perkirakan/ diketahui lagi dengan pasti. Sebab, selain siklus atau putaran waktu tibanya wabah demam berdarah, yang dahulu tercatat setiap lima tahun sekali itu, kini seakan benar-benar telah bergeser, juga masa-masa pertumbuhan, dan penyebarannya.
DHF ini pertama kali ditemukan di Indonesia tahun 1968 menyusul meledaknya wabah ini di Surabaya. Saat itu terdapat 58 kasus dengan 24 anak meninggal. Tahun 1988 mengganas menjadi 45.791 kasus dengan angka kematian 1.432 orang. Di DKI tahun 1988 terdapat 10.647 penderita, tapi tahun 1993 jumlah penderita bisa ditekan sampai 2.268 orang. Tahun 1997 meningkat lagi menjadi 5.169 penderita. Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta (Kompas, 17 April 1998), pertengahan Maret sampai 16 April penderita mencapai 3993 orang di DKI dan dari angka ini, 43 orang meninggal. Tahun 1994 DBD telah menyebar ke 27 propinsi.
Sejak tahun 1968 rata-rata angka penderita di Indonesia terus meningkat dari 0,05 (1968) menjadi 8,14 (1973). Puncaknya tahun 1988 mencapai 27,09 per 100.000 penduduk dengan jumlah penderita sebanyak 47.573 orang (meninggal 1.527 jiwa. Menurun dari tahun 1990-1993 kasus DBD naik lagi sejak tahun 1994. Jumlah penderita tahun 1996 nyaris menyamai tahun 1998, yakni 15.548 kasus.
Dilihat dari merebaknya kasus DBD tahun 1998 ada fenomena menarik, yakni terjadi pergeseran usia penderita. Kalau dulu lebih banyak ditemui pada anak usia pra sekolah sampai dengan SD, kini golongan usia lain tidak kalah banyak. Mewabah setiap 5 - 6 tahun sekali, Indonesia merupakan negara kedua di Asia Tenggara setelah Thailand dalam jumlah penderitanya.
Timbulnya penyakit di Surabaya tadi merupakan rangkaian penyebaran demam berdarah di wilayah Asia Tenggara yang dimulai tahun 1954 di Manila, Filipina. Kemudian tahun 1958 menyebar ke Vietnam Utara dan Thailand. Tahun 1963 pernah melanda India. Berikutnya, tahun 1971 meluas ke Pasifik Barat seperti Melanesia, Polinesia, Papua Nugini, Kaledonia Baru, Society Island, Gilbert dan Elicew, Fiji, serta New Island. Tahun 1972-1973 mewabah di Thailand.
Demam dengue yang sudah dikenal sejak abad XVIII terutama di daerah tropis dan subtropis, semula tidak dianggap penyakit berbahaya. Biasanya hanya disebut demam lima hari (panas van der Scheer) atau Knokkel Koorts. Baru pada tahun 1954, ketika menelan korban jiwa sejumlah anak di Filipina, penyakit ini menarik perhatian dunia. Rupanya virus yang sama telah berubah sifat (mutasi) menjadi lebih ganas sehingga penanganannya harus lebih serius.
C.    PENANGANAN DHF
Untuk lebih mendapat kepastian bahwa penderita atau bintik-bintik bekas gigitan nyamuk itu, merupakan pertanda dan DBD/Demam Berdarah Dengue, sebaiknya dengan memeriksakan darah penderita ke laboratorium, atau ke rumah sakit. Maka, jika Anda, atau ada salah-satu anggota keluarga Anda yang telah jelas terkena memperhatikan gejala yang mencemaskan, jangan ambil resiko, segeralah pergi/bawa ke rumah sakit. aandyn04.blogspot.comAda pun gejala awalnya, seperti yang telah diungkapkan, berupa:
Demam tinggi, nafsu makan menurun, bahkan hilang/tidak mau makan apa-apa karena selain akibat dan seringnya muntah-muntah, buang-buang air besar (diare), penderita juga akan mengeluh bahwa tenggorokannya sakit. Dan persendian badannya, nyeri/pegal pada kulitnya badannya, akan terlihat adanya bintik-bintik merah.
Bagaimana pertolongan pertama kepada penderita?
Untuk dapat segera membawa penderita ke rumah sakit, terkadang memang tidak dapat dilaksanakan begitu saja banyak faktor yang mungkin akan menjadi penghalangnya. Maka untuk itulah diperlukan beberapa pertolongan pertama, dan juga penerangan seperti yang dituliskan di bawah ini
1.       Berilah penderita minum air yang sebanyak-banyaknya (susu, air putih masak/mineral, air teh, atau minuman lainnya), khususnya yang baik untuk mencegah agar penderita tidak akan mengalami dehidrasi/kekurangan zat cair tubuh.
2.       Beri obat penurun panas, atau kompres
3.       Walau misalnya demamnya telah menurun, penderita tetap perlu segera dibawa/memeriksakannya ke dokter, atau dibawa ke puskesmas/rumah sakit.
4.       Terlebih bila telah terlihat adanya gejala pre shock, atau bila sampai mengalami renjatan/kejang-kejang; sebaiknya, bahkan harus segera dibawa dan dirawat di rumah sakit (diopname/rawat map).
Juga, bila ada anggota keluarga Anda yang merasa lemah dan nyeri pada seluruh sendi/anggota gerak tubuh, lalu diikuti dengan demam serta perdarahan pada kulit, lekaslah bertindak, bawa ke rumah sakit karena itulah gejala awal/nyata, dari serangan demam berdarah yang berbahaya.
Sebab, ketahuilah demam akibat ulah virus dengue, biasanya cukup tinggi; sering pula terjadi secara mendadak, serta terus menerus, antara 2 - 7 hari. Virus Dengue yang ditularkan via nyamuk Aedes aegypti, atau nyamuk Aedes albopictus maupun Aedes scutellaris, berkembang-biak di dalam darah manusia antara 5 - 7 hari; saat itulah virus menyerang penderita dengan ganasnya. Sehingga kerusakan yang terjadi amat parah, sebab telah terjadi percampuran zat antibodi dengan berbagai senyawa lain, yang ada di dalam darahnya.
Hal itu, menurut para ahli, akibat terbentuknya anaphylatoxin, yaitu racun akibat dan semacam protein di dalam darah, yang telah terinfeksi/terkontaminasi virus dengue, yang dapat pula merusak atau mengakibatkan kebocoran dinding-dinding pembuluh darah, terutama yang telah terinfeksi.
Dan hal itu, biasanya dapat diamati/ditandai dengan timbulnya perdarahan di beberapa bagian tubuh penderita, terutama di bagian bawah kulit lengan, tungkai, paha, perut, dan dada, yang akan berangsur-angsur timbul.
Juga, seperti yang telah diungkapkan, demam yang ditimbulkannya memang khas yakni Secara mendadak, tiba-tiba meninggi, lalu menurun, serta terus meninggi lagi, meski tidak setinggi demam awalnya. Dan bisa mendadak menurun lagi, sampai terlihat seperti telah normal, telah sembuh.
Adapun perdarahan organ di dalam saluran cerna, misalnya yang terlihat sebagai berak darah, atau perdarahan di hidung (mimisan), atau batuk/muntah darah; sesungguhnya tidaklah begitu berbahaya.
Bahkan hal itu akan banyak membantu di dalam terapi pengobatan/ penanggulangannya. Sebab, yang lebih berbahaya adalah yang tidak terlihat, di mana sesungguhnya pembuluh-pembuluh darah pada jantung, paru, dan hati, telah banyak yang rusak/bocor.
Ya, dan semua itu, yang paling membahayakan, adalah bila diam-diam tubuh telah banyak kehilangan darah, akibat telah terjadinya kerusakan/ kebocoran, pada pembuluh-pembuluh darah; terutama pada organ-organ vital tadi, tanpa adanya sinyal (tanda-tanda), agar kita, terutama perawat/dokter, dapat segera mengetahui, dan membantu menanggulangi, mengupayakan cara-cara untuk mengganti, atau menambal kebocorannya.
Terlebih bila sel pembeku darah, yaitu trombosit sebagai bahan baku penambatnya tidak bisa lagi berbuat banyak, karena jumlahnya telah kian berkurang akibat gencarnya serangan virus dengue, di mana akibat yang ditimbulkannya adalah darah yang ada di pembuluh, terus-menerus merembas keluar dan pipa-pipanya yang telah rusak/bocor hingga volume darah yang ada, kian menyusut.
Dan, akibat lainnya, darah pun akan menjadi semakin kental, karena kekurangan cairan atau kekurangan plasma. Sehingga tidak lancar alirannya (itu pulalah yang menjadi salah satu sebab, yang mengakibatkan kian melemahnya denyut-denyut pada urat nadi). Bila penderita dibiarkan terus di dalam keadaan seperti itu (kekurangan darah, sementara jantungnya harus terus memompa dengan lebih keras/kencang), maka penderita akan bertambah shock, atau sangat mungkin pula akan terjadi komplikasi, yang akhirnya akan bisa menyebabkan penderita menjadi sulit untuk dapat ditolong, diselamatkan lagi dan ancaman kematian.
Anak berumur 10 tahun yang menderita demam dan disertai perdarahan, harus dicurigai sebagai tersangka demam berdarah. Gejala perdarahannya dapat bermacam-macam paling ringan jika timbul bintik-bintik merah, setelah lengan atas diikat tali karet secukupnya, terutama di sekitar kulit siku dan pergelangan tangan. aandyn04.blogspot.comBaik dengan cara uji Tourniquet, atau yang mungkin timbul bintik merah dengan sendirinya, yang lebih nyata berupa bercak-bercak perdarahan, yang disebut pulpura, dan ecchymosis (ekimosis).
Manifestasi perdarahan dapat pula muncul sebagai mimisan, perdarahan gusi, muntah dan berak darah. Perdarahan alat dalaman, saluran pencernaan yang tersering, biasanya yang tidak kelihatan, selain hanya berak darah. Perdarahan di jantung, hati, paru dan jaringan lunak biasanya luput dan penginderaan (penglihatan) kita. Dan, justru yang tidak terlihat itulah yang paling membahayakan, karena secara diam-diam tubuh kehilangan darah yang bocor, pada organ dalaman tersebut, tanpa kita diberi isyarat untuk segera mengantisipasinya, atau meminta dokter untuk menangani pengobatannya.
Demam yang ditimbulkan oleh DBD, memang khas. Demamnya sering muncul dengan ciri-ciri mendadak meninggi, kemudian menurun; lalu meninggi lagi, namun tidak setinggi demam pertama. Dan kemudian menurun sampai normal; jika diamati dalam grafiknya, suhu DBD itu tampak naik, mendatar, turun, dan mendatar lagi, persis menyerupai bentuk pelana kuda, sehingga sering pula disebut demam pelana kuda.
Seperti yang telah dijelaskan, serangan virus dengue, pertama kali akan menimbulkan penyakit demam selama lima hari, sehingga dikenal pula dengan nama demam lima hari, yang biasanya juga sering luput dan perhatian kita, atau yang sering dianggap sebagai demam biasa (flu, influenza). Apalagi, karena dengan atau tanpa obat, demam tersebut akan seperti hilang/menyembuh sendiri.
Kita baru tahu, aandyn04.blogspot.combahwa anak atau seseorang itu sedang terserang virus dengue, atau DBD, jika telah dilakukan pemeriksaan darah (serologis). Di mana, melalui hasil pemeriksaan laboratorium darah, akan terlihat adanya kenaikan kadar zat anti terhadap virus, apabila benar, telah terserang virus dengue.
Dan, seperti juga yang telah dituturkan di bagian depan, demam berdarah akan timbul, jika anak atau seseorang yang sama terserang virus dengue dan tipe yang sama, atau tipe yang lain untuk kedua kalinya, atau lebih di mana terdapat 4 serotype virus dengue, dan keempat tipe virus dengue itu, bisa langsung menjadikan anak atau seseorang yang telah terserang, menjadi terkena syok demam berdarah, atau dengue shock syndrome (DSS), terutama adalah pada anak yang masih bayi, yang selama dikandung ibunya, telah memiliki kekebalan terhadap virus tersebut.
Perkembangan penyakit DBD
Hari ke- 3 - 7 sakit
Syok biasanya akan terjadi pada hari ke 3 - 7 sakit, terutama jika di dalam masa itu peredaran darahnya terganggu; gangguan tersebut, ditandai dengan kulit yang terasa lembab, kulit hidung terasa dingin, juga pada jemari tangan dan kakinya. Dan bila di sekitar mulut tampak kebiruan, merupakan awal dan datangnya syok.
Begitu demam menurun, jika ada tanda di atas, kemungkinan syok akan segera mengancam/terjadi. Tanda lain dan syok, yang perlu lebih diperhatikan/ diwaspadai, adalah jika diraba nadi pergelangan tangan melemah, kecil dan cepat, bahkan sampai tidak teraba/terasa. Selisih tekanan darah atas (sistolik) dan tekanan darah bawah (diastolik) yang normalnya adalah 40 mmHg, menjadi kurang dan 20 mmHg. Dan tekanan atas sendiri mungkin 80 mmHg, atau lebih rendah lagi.
Dinding pembuluh darah bocor
Dinding pembuluh darah bocor, yang sering terjadi akibat serangan virus dengue, ke dalam tubuh; atau yang membuat dinding pembuluh darah menjadi bocor, adalah karena sel pembeku darah atau trombosit, yang bertugas menambal kebocoran sebagaimana halnya yang terjadi pada setiap kejadian luka atau perdarahan, semakin berkurang, dan fungsinya pun umumnya telah menjadi kian memburuk yaitu, pembeku-pembeku darahnya telah banyak berkurang. Akibatnya darah yang keluar dan pipa-pipa pembuluh darah itu, tidak terbendung lagi. Dan, terus menerus merembas keluar dan pembuluh darah, memasuki jaringan.
Volume darah pun otomatis menjadi semakin berkurang, aandyn04.blogspot.comdan cairan darahnya menjadi semakin kental sehingga, jika dibiarkan di dalam kondisi seperti itu, di mana penderita akan bertambah kekurangan darah, maka akan segera terjadi syok, dan kemungkinan besar jiwanya pun tidak akan dapat tertolong lagi (meninggal).
Minum oralit banyak-banyak
Penderita yang tersangka telah terserang demam berdarah, yaitu demam 2-7 hari, akan terlihat lemah, sering mengeluh mual-mual, nyeri punggung, tulang dan sendi (sehingga pada demam seperti itu, dikenal pula dengan sebutan demam tulang); dan, sebagaimana umumnya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus, yang mungkin pula sudah tampak ada gejala perdarahan, penderita perlu segera diberi minum larutan oralit sebanyak-banyaknya, yakni sedikitnya sampai 2 liter di dalam 24 jam, yang harus telah diminumnya. Tentu saja tidak sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit namun harus sering, kalau perlu harus dipaksakan untuk meminumkannya, agar larutan oralit itu masuk ke dalam perutnya. Hal itu penting sekali, untuk mencegah terjadinya dehidrasi (kehilangan cairan tubuh), akibat seringnya muntah-muntah, berkeringat sangat deras, atau diare mencret-mencret/berak-berak air).Terutama di saat-saat sebelum pemberian infus dinilai perlu.
Seorang penderita yang telah dicurigai terserang DBD, harus segera dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit; semakin cepat, semakin baik. Karena perjalanan penyakitnya amat cepat, dan sulit diduga. Misalnya, seorang anak yang semula kelihatannya tanpa gejala perdarahan, mungkin saja sesungguhnya justru telah kehabisan cairan, akibat perdarahan pada organ-organ di dalam tubuhnya; sehingga, dapat dibayangkan, apa yang akan terjadi, apabila anak tersebut tidak segera mendapat perawatan atau penanganan yang semestinya. Yang memang hanya dapat ditangani oleh seorang dokter/ahlinya. Terlebih jika penderita atau anak itu, muntah terus-menerus, sehingga cairan tubuhnya semakin susut, di mana infus perlu segera diberikan. Juga jika cairan darahnya semakin kental, akibat cairannya merembas keluar pipa pembuluh. Atau jika terancam syok.
Nilai trombosit dan hematokrit
Untuk memastikan telah terjadi kebocoran darah di dalam tubuh, dilakukan pemeriksaan darah. Nilai sel pembeku darah trombosit dihitung, aandyn04.blogspot.compada hari 3 - 7 bisa di bawah 100 ribu/mm3; dan nilai hematokrit cenderung meninggi.
Dan, umumnya, jika kenaikannya melebihi 20 %, hal itu berarti menunjang diagnostik bahwa penderita memang telah positif terserang demam berdarah. Karena, hasil dan penilaian hematokrit tersebut, amat peka dan sangat diperlukan, dibanding lainnya.
Itulah perlunya, mengapa penderita harus segera dibawa ke Puskesmas atau langsung ke Rumah Sakit.
D.    PENCEGAHAN DHF
Walaupun hingga saat sekarang ini, memang masih belum ada obat yang benar-benar bisa diandalkan untuk mencegah/menyembuhkan demam berdarah, yang disebut-sebut sangat menular/berbahaya juga belum ditemukan vaksin, untuk digunakan sebagai imunisasi, tetapi, sesungguhnya masih banyak cara lain, yang dapat digunakan untuk mencegah/mengatasi serangan-serangannya, di antaranya, yang paling perlu dan efektif berdaya guna tinggi/unggul), adalah dengan membersihkan segala tempat perkembangbiakan/sarangnya; terutama untuk membasmi jentik-jentik atau larva dan telur-telurnya. Apalagi, nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris, hanya memiliki kemampuan terbang atau beredar di udara/dalam ruang lingkup antara 40 - 100 meter, dan paling jauh juga hanya 400 meter, dan tempat perindukan/ perkembangbiakannya. Dan, telah diketahui pula bahwa tempat-tempat istirahat yang paling disukainya, adalah pada benda-benda yang tergantung, terutama yang berada di dalam rumah. Misalnya saja pada gordyn (korden), kelambu, dan pakaian-pakaian yang berwarna gelap/teduh, yang sering dibiarkan saja tergantung di dalam kamar, atau di balik pintu kamar, serta di tempat-tempat yang remang-remang/gelap, dan berudara (bersuhu) lembab; karena itu, satu-satunya upaya pencegahan yang perlu untuk segera/selalu dilakukan, adalah dengan cara mengadakan/menggalakkan secara terus-menerus, pemberantasan vektor atau penyebab/pembawa virus penularnya.
Perlu pula diketahui, nyamuk Aedes aegypti berkembang biak melalui proses perubahan bentuk yang sempurna (metamorphose), yakni perubahan dan bentuk: telur àlarva (jentik) àpupa (kepompong) ànyamuk baru/dewasa.
Dan, proses perubahan bentuk itu, terjadi di dalam air jernih khususnya di tempat-tempat penampungan air yang biasa digunakan sehari-hari, seperti air di dalam gentong, atau di dalam bak mandi. Atau juga pada genangan air, di dalam barang-barang bekas yang dibuang sembarangan, seperti pada ban-ban mobil/motor bekas, kaleng-kaleng atau botol-botol, dan lain sebagainya lagi.
Memberantas nyamuk tersebut dengan cara penyemprotan, belumlah cukup, terlebih/selama larva atau jentik-jentiknva masih ada.
Dan memberantas jentik, sesungguhnya jauh lebih mudah, daripada menyemprot nyamuknya sehingga, hal itu menjadi sangat perlu untuk lebih sering dilakukan, yakni lebih baik memberantas jentik-jentik atau pun telur-telurnya. Apalagi di saat-saat telah memasuki musim hujan, atau pada penghujung musim hujan; kita semua benar-benar harus mau lebih meningkatkan lagi kewaspadaan, dan melakukan semua apa yang telah dianjurkan, diinformasikan baik oleh para pejabat pamong praja setempat, atau pun oleh para petugas dan departemen/dinas kesehatan sebab, kemungkinan besar di wilayah lingkungan hidup kita, akan terjangkit penyakit demam berdarah yang lebih mencemaskan.
Ya, selama ini, bukankah kita semua telah cukup ngeri mendengar atau membaca berita tentang jumlah korban, akibat demam berdarah yang berjangkit di beberapa tempat di mana korban yang meninggal, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan hari ke hari terus bertambah. Para dokter, mantri kesehatan dan perawat di rumah-rumah sakit di kota-kota besar, dan klinik di kota-kota kecil, serta puskesmas di desa-desa, semuanya menjadi begitu kewalahan di dalam menghadapi/membantu menangani pengobatan dan perawatan penderita demam berdarah, yang terus berdatangan; lorong-lorong sempit di rumah-rumah sakit,aandyn04.blogspot.comklinik/puskesmas pun banyak yang telah dimanfaatkan untuk menampung korban-korban yang memerlukan pertolongan/penanganan dokter dengan secepatnya. Baik yang secara darurat, maupun yang sebagaimana mestinya. Itulah, maka para warga di mana saja, sebaiknya selalu bersatu-padu, bersama-sama di dalam usaha untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebar virus dengue, yang sangat mengerikan itu.
Kampanye 3 M (menguras, menutup, mengubur), merupakan salah satu gerakan masyarakat yang benar-benar perlu untuk terus didukung, diadakan dan ditingkatkan di mana-mana; dan, gerakan lain yang juga perlu untuk terus digalakkan, adalah kerja bakti untuk membantu membersihkan dan melancarkan saluran air got, walau telah disebutkan bahwa nyamuk Aedes aegypti tidak mau bersarang/berkembang biak di dalam air got/comberan, yang umumnya memang sangat kotor.
Atau mengadakan/meningkatkan “abatisasi’, yaitu mnaburkan bubuk abate ke dalam wadah yang berisi air, yang tidak mungkin untuk sering dikuras/dibuang airnya, seperti misalnya yang pada kolam di taman-taman umum, atau ke dalam tempayan (gentong yang besar. Juga ke dalam bak mandi, sumur, dan berbagai macam wadah air lainnya (drum, ember yang besar).
Karena, selain seperti yang kini telah lebih kita ketahui, bahwa: abate adalah bubuk obat kimia/sejenis garam, yang bisa mematikan jentik nyamuk dan, memang agak berbau tidak sedap/amis, tetapi bila takaran/ukuran yang digunakan sesuai dengan yang telah dianjurkan, tidak akan berbahaya bagi manusia, hewan peliharaan, maupun ternak.
Abate akan dapat pula membentuk suatu lapisan (mengerak) di dinding wadah, dan mampu bertahan sampai 3 (tiga) bulan, bila dinding wadah (bak/tempayan, gentong, drum, ember) tersebut tidak dibersihkan dengan cara disikat.
Ya, bila DB (demam berdarah) telah mulai berjangkit di mana-mana, kita/ masyarakat sebaiknya mau benar-benar membantu, baik dalam melakukan fogging, yaitu pengasapan atau penyemprotan secara swadaya, dengan tujuan untuk ikut memberantas sarang nyamuk tersebut, agar tidak menular pada manusia yang lain, dan sebagainya. Terutama juga untuk menghindari gigitan nyamuk kebun (Aedes aegypti/Aedes albopictus/Aedes scutellaris).
Untuk mencegah berkembang biaknya, secara pribadi/perorangan, setiap keluarga sebaiknya juga mau ikut membantu, menyingkirkan baju-baju yang sering dibiarkan bergelantungan di balik pintu kantor, atau di tempat-tempat lainnya. Juga, sering-seringlah membersihkan/menyemprot korden-korden, kelambu, dan lain sebagainya, baik hanya dengan cara mengebut-ngebutnya, atau dengan semprotan insektisida.
Anak-anak pun hendaknya tidak lagi/jangan dibiarkan bermain pada siang hari di kebun/pekarangan yang terlihat bersemak-semak, atau di dekat rumah/ gudang kosong.
Dan, karena kemampuan terbang nyamuk itu, hanya sekitar 40 - 100 meter, maka pemberantasan dengan metode atau cara pengasapan (fogging), atau penyemprotan dengan menggunakan insektisida pada radius/jarak yang telah diketahui itu, sesungguhnya memang cukup efektif, dapat diandalkan.aandyn04.blogspot.com Terlebih bila penyemprotan itu, menggunakan cairan insektisida yang bernama malathion. Sebab, selain malathion dapat disemprotkan sesuai dengan kebutuhan, juga terkenal sangat ampuh/efektif.
Namun, betapa pun baiknya hasil dan usaha penyemprotan; akan menjadi kurang efektif/kurang berfungsi, malah akan menjadi sia-sia saja, bila tidak diikuti/ditindaklanjuti dengan pemberantasan sarang-sarang nyamuknya, agar larva baru tidak akan mampu berbiak.
Apalagi, cara penyemprotan dengan malathion itu pun biasanya baru akan ditempuh, setelah terjadi epidemi (wabah ), yang melanda suatu wilayah, karena biayanya juga tidak murah.
E.     FASILITAS/SARANA/BANTUAN  YANG DIBUTUHKAN
Apabila ada anggota keluarga Anda, yang menunjukkan gejala-gejala demam yang muncul dengan tiba-tiba, dan, mengeluh badannya lemah, serta timbul bercak-bercak merah pada kulit atau terjadi pula mimisan, segeralah bawa ke dokter atau rumah sakit.
Dan, jika dokter telah mendiagnosis demam berdarah, dokter tentu akan menyarankan untuk dirawat-inap (diopname) di rumah sakit, karena perjalanan penyakit demam berdarah sulit diprediksi (diramalkan).
Di rumah sakit, penderita demam berdarah tentu akan mendapat perawatan yang lebih terjamin segala sesuatunya. Misalnya saja, pasti akan ditempatkan di dalam kamar terpisah, dan bebas nyamuk. Di mana penderita juga akan selalu dijaga agar mau terus berbaring, tidak banyak melakukan gerak dan mendapat makan makanan yang lunak.
Jika penderita tidak mempunyai nafsu makan, para perawat pasti pula akan banyak memberinya minum, seperti susu, teh manis, atau air tawar dengan garam, yaitu sedikitnya 1 ½ - 2 liter, di dalam satu harinya.
Hal itu untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, akibat keluarnya cairan plasma darah dan pembuluh darah, muntah, dan demam tinggi, dan lain sebagainya.
Pemberian obat-obatan, seperti obat anti panas, anti nyeri, obat sakit kepala, juga pasti akan lebih terkontrol/lebih tepat atau hanya yang bersifat untuk menghilangkan atau mengurangi gejala. Misalnya, untuk obat penurun panas, biasanya dokter tidak akan memberikan obat yang mengandung Acetosal, karena dianggap sering/dapat menimbulkan perdarahan lambung. Apabila mulai tampak adanya tanda-tanda awal renjatan, aandyn04.blogspot.compenderita pun akan dapat segera mendapat/ diberi cairan melalui infus, agar volume cairan di dalam pembuluh darah kembali normal.
Jumlah cairan yang diberikan dan kecepatan tetesan infus pun akan lebih terkontrol/teratur, disesuaikan dengan kondisi klinis penderita; di mana bila terjadi pada penderita dengan renjatan berat, cairan infus mungkin pula akan diberikan dengan cara diguyurkan, atau tanpa dihitung lagi jumlah tetesannya, namun tetap sesuai dengan yang diperlukan.
Pemberian transfusi darah pun akan dapat segera dilakukan, jika terdapat gejala perdarahan yang membahayakan, seperti berak darah atau muntah darah. dan lain sebagainya. Hal itu juga akan dilakukan apabila kadar hemoglobin penderita sangat rendah,
Karena itu, Anda perlu waspada, dan sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit, mengingat angka kematian pada penderita DBD cukup tinggi.
aandyn04.blogspot.com

MAKALAH DHF Rating: 4.5 Diposkan Oleh: viviensinaga

0 comments:

Post a Comment