KETIKA BERTEMU DIA
Malam telah menjemput mentari ketika aku terbangun dari tidurku yang lelap setelah seharian hanya berkutik dengan botol-botol penuh cairan keras di Lab kampusku hari , sembari meluruskan tulang rusukku yang terasa bengkok karena posisi tidurku yang tak beraturan, kulihat buku bertebaran dimana-mana , majalah diatas TV , pakaian kotor yang tergantung dimana-mana membuatku serasa ingin tidur saja lagi , menuruti perasaan malasku untuk membersihkan , namun karena perasaan gerahku yang tak tertahan akhirnya kutopang tubuhku untuk bangkit lalu meraih handuk untuk membersihkan diriku dari paparan debu , asap polusi dan berbagai jenis kotoran .
selagi diriku memanjakan tubuhku dengan aliran air terdengar dering HP dengan begitu riuh seakan tak rela jika tak kupedulikan namun aku tetap melanjutkan mandiku yang menyenangkan , kubalut tubuhku dengan handuk yang lembut , dan kurebahkan tubuhku dalam dekapan selimut untuk menghangatkan tubuhku , tiba-tiba kudengar lagi Hpku berdering dan muncul nomor baru yang tak kukenal namun
kuacuhkan dan kuangkatkan telponnya " Hallo , siapa ini ? " kataku sinis . " Rea ? " tanyanya penasaran , " iya , siapa ini ? , tanyaku berbalik , ia terdiam lalu tiba-tiba mematikan telponnya . aku tediam heran sejenak dalam hati terasa suara itu tak asing , rasanya kukenal namun batinku melawan untuk mengingatnya.
kupejamkan mataku untuk melupakannya..
Esoknya aku bergegas kekampus meninggalakan apartemenku yang cukup sederhana pemberian orang tuaku , meski aku tak bisa merawatnya dengan baik tapi aku tetap aktif membersihkannya sekali seminggu. selagi menunggu taksi tiba-tiba seorang pengguna sepeda melemparkan sebuah kertas bebalut pita Merah , aku memungutnya tanpa sempat melihatnya taksipun datang menjemputku , kusempakan pula diriku membuka kertas itu didalam taksi , mataku terbelalak ketika kudapati gambar wajahku penuh senyum bahagia , aku terheran sendiri , siapa , kenapa , bagaimana orang ini bisa melukis wajahku seindah ini ? . aku bertanya dalam hati namun tak kutemukan jawabnya dalam benak kepalaku , sesampainya dikampus pikiranku terus berbelit-belit dengan kertas yang terus kugenggam.
sesampainya diruangan praktik akupun kembali menggeluti pekerjaan Labku yang menumpuk , mengerjakan laporan , membuat hasil praktik , benar-benar melelahkan , senja kembali menyilau mataku yang hampir redup , sepulang kampus tak kusangka kudapati serankaian bunga lili terbungkus plastik dengan wewangian yang memanjakan birahiku , kubawa bunga itu masuk kedalam apartemen , kupandangi dan kupandangi lagi bersama gamabar itu , tapi tiba-tiba batinku terkejut ketika memikirkan dariamana seseorang ini bisa mendapatkan alamat baruku ini , apa dia membuntutiku , memata-mataiku atau dia ingin meneror atau bahkan membunuhku , kubuang segera barang-barang itu , kukunci jendela dan pintuku rapat-rapat karena ketakutanku.
Esoknya aku terburu-buru kekampus sesampaiya dikampus kumanjakan tubuhku dikursi taman kampus lalu kubuka laptopku dan kubuka situs-situs yang menarik , tiba-tiba sebuah e-mail masuk dalam akunku kubuka email itu , yang isinya " Bisakah wajah cantikmu itu kau balikkan kepadaku , Rea " , aku terbingung sendiri kubolak balikkan kepalaku disana sini kusudutkan pandanganku pada setiap sosok yang tertangkap oleh mataku dan disudut sebuah pohon Akasia tertangkap seorang sosok lelaki tampan , putih , dengan dibalut kemeja abu-abu bergaris-garis putih sedang tersenyum padaku sambil mengenggam sebuah bunga lili putih ditangannya , bunga kesukaanku bunga yang begitu membuatku terkesima setiap melihatnya , pria itu Arya , sosok masa laluku , cinta pertama , pria pertama yang membuatku mersakan cinta , mersakan sakit yang bahkan tak ingin kukenang ketika ia meninggalkanku tanpa sebuah alasan 4 tahun lalu , ketika melihatnya serasa jemari kakiku ingin perg i , ingin berlari , mendengar suaranya , melihat wajah bahkan senyumnya aku tak mau , semuanya menyakitkan , sangat menyakitkan , akhirnya aku pergi , berlari membawa lara , rasa sakit dan pedihku dalam dadaku yang sesak yang telah kupendam selama 4 tahun , kudengar pula langkah kaki dalam tangisku , ia sedang mengejarku dan tiba ia menarik tanganku dengan keras , mendekapku dalam kehangatan dahn mengusap kepalaku penuh kasih " Rea , maafkan aku , aku bersalah , aku meningglkanmu tanpa sempat memberitahumu tentang kondisiku saat itu , pukullah aku , lampiaskan tangis dan amarahmu padaku , caci aku semaumu , aku tak akan membela diri , tapi harus kau tahu aku sangat merindukanmu , aku terus memikirkanmu , batinku serasa ingin mati meninggalkanmu dan tak berada disismu 4 tahun ini . Maafkan aku Rea " katanya berusaha menenangkanku , tapi aku terus menangis , aku ingin melepas dekapannya namun hatiku menolak tak dapat kupungkiri aku juga sangat merindukannya meski hati kecilku sudah melupakan dan sangat membencinya. Serasa seluruh laraku lepas , penantianku selama 4 tahun rasanya Buyar , hatiku lega pikiranku kosong tanpa berpikir lagi kudekap Arya dengan erat seakan tak akan melepasnya lagi , " Aku juga merindukanmu Arya , tapi kenapa ? " aku tak dapat melanjutkannya sakit rasanya untuk menanyakannya lagi .
Arya melepaskan dekapannya menatapku tajam lalu mengecup keningku " perasaanku tak berubah Rea , aku masih seperti dulu , saat itu aku pergi terlalu terburu-buru karena uruisan keluargaku yang mendesak aku kuliah disana sesampainya dibandara aku tersadar aku melupakan Hpku dirumah , aku tak bisa menemukan nomor teleponmu aku kembali setahun lalu aku tak bisa menemukan alamatmu temanmu bilang kau pindah keapartemen aku terus mencoba mencari suatu hari aku membuka sebuah situs sosial media aku menemukan sebuah akun yang menurutku milikmu aku membaca info dan menemukan alamatmu disitu adapula nomor telpon apartemenmu , saat menelponmu rasanya aku belum siap bertemu , makanya aku mengirimkan berbagai kado untuk membuamu mengingatku dan saat aku siap kukirimkan e-mail padamu dan memberanikan diri menemuimu sekarang , aku sama sepertimu Rea aku merindukanmu setiap hari , memikirkanmu , dan sekarang kumohon beri aku kesempatan sekali lagi untuk melanjutkan hubungan kita ? " tanyanya penuh harap . hatiku terluka sekaligus senang memndengarnya mendengar penantian dan usahanya mencariku selama ini , kuatatap matanya tajam kutelusuri kejujuran dan ketulusan diamatanya , matanya yang berbinar dan cemerlang membuatku yakin , aku tak ragu dan kukatakan " iya " padanya . ia tersenyum lepas serasa seperti burung yang lepas dari sangkarnya , kami saling menatap melepas kerinduan yang terpendam , kami saling bergenggaman tangan , melewati gugurnya daun Akasia yang tertiup angin dalam angan kami seperti sedang melewati malaikat cinta yang menabur bunga diatas kami , rasanya kembali seperti pertama kali kami kencan , kami merasakn cinta , indah sampai tak bisa diungkapkan dengan kata , rasanya angin bernyanyi mengiringi kami angin berhembus menutupi luka hatiku selama ini . " Kau sudah kumaafkan Arya , hatiku tak bisa membencimu , kau itu seperti akar kehidupanku , penopang yang terus bisa membuatku kuat berdiri dalam hidupku yang keras " bisikku dalam hati. " Aku mencintaimu , Arya dan itu bukan kebohongan " . Tambahku lagi melengkapi Kebahagiaanku ketika bertemu dia.
SEKIAN
AndiinAuroraaQuinshii
0 comments:
Post a Comment